Singkawang Media - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Singkawang mencatat sebanyak 111 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga pekan ke-36 atau akhir Agustus 2025. Angka ini menjadikan Singkawang sebagai daerah dengan kasus DBD tertinggi di Kalimantan Barat. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Singkawang, Hendry Aprianto, mengatakan bahwa seluruh kasus yang terdata telah ditangani oleh fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit).

“Kasus yang kita data hingga Agustus 2025 ada 111 kasus, semuanya sudah ditangani oleh layanan rumah sakit di Singkawang. Tidak ada kasus kematian, sehingga tidak sampai ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” kata Hendry, Minggu (21/9/2025).

Meski lebih rendah dari tahun 2024 yang mencatat 305 kasus sepanjang tahun, angka ini tetap jadi perhatian. Hendry menyebut cuaca panas ekstrem dan berkurangnya debit air membuat banyak warga menampung air, yang tak jarang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

“Nyamuk betina Aedes bisa bertelur hingga ratusan dan mampu bertahan hidup di musim panas. Ini yang meningkatkan risiko penularan DBD,” jelasnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes memastikan bubuk abate tersedia di semua puskesmas dan bisa diambil secara gratis oleh warga.

“Silakan datang ke puskesmas terdekat. Ambil abate secara gratis. Ini langkah sederhana tapi sangat penting agar penampungan air tidak jadi tempat nyamuk berkembang biak,” tegas Hendry.

Dinkes juga kembali mengimbau warga untuk aktif melakukan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat wadah penyimpanan air dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air hujan.

“Plus-nya, bisa dengan menggunakan lotion anti nyamuk, terutama bagi anak-anak sekolah dan lingkungan rumah. Pencegahan harus dari rumah,” pungkas Hendry.