Singkawang Media - Hari pertama Operasi Zebra Kapuas 2025 di Jalan Diponegoro kemarin langsung menemukan banyak pelanggaran, terutama pengendara di bawah umur. Satlantas Polres Singkawang mendapati pelajar SMP usia 14–15 tahun mengendarai motor tanpa helm dan tanpa kelengkapan keselamatan lainnya.

Kasat Lantas Polres Singkawang, AKP Raden Bagus Aryo Wibowo, menyebut kondisi itu sangat mengkhawatirkan.

“Banyak anak di bawah umur bawa motor tanpa helm. Ini berisiko fatal kalau terjadi benturan,” katanya, Selasa (18/7/2025).

Tak hanya itu, beberapa pengendara yang mencoba kabur dari razia justru memicu kecelakaan. Ada yang memutar balik tanpa melihat belakang hingga menabrak pengendara lain dan mengalami luka-luka.

“Pelanggaran bukan cuma bahaya untuk diri sendiri, tapi juga buat pengguna jalan lainnya,” tegas Kasat Lantas.

Di hari pertama, polisi mengamankan 21 kendaraan. Sebagian sudah diambil kembali setelah pemilik memenuhi syarat, seperti melepas knalpot brong.

“Knalpot brong tetap kami tilang dan knalpotnya kami sita. Begitu juga balap liar, lawan arus, dan pelanggaran lain,” ujarnya.

Ia juga menyoroti alasan klasik warga yang enggan memakai helm.

“Katanya dekat saja. Kalau dekat, mestinya jalan kaki. Tetap saja bahaya kalau naik motor tanpa helm,” katanya.

Maraknya pelanggaran oleh pelajar membuat Satlantas menyiapkan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Rencananya dilakukan di SMP 1, SMP 2, SMP 3, SMP 7, hingga SMA.

“Anak di bawah 17 tahun belum boleh bawa motor. Orang dewasa saja masih banyak yang gagal ujian SIM. Apalagi anak-anak yang masih senang standing, balap, atau ngebut,” ujar AKP Raden Bagus.

Sosialisasi dijadwalkan mulai pekan ini di SMP 1 dan SMP 7. Ia berharap edukasi dini bisa menekan pelanggaran dan menurunkan risiko kecelakaan di Singkawang.