Singkawang Media - Ruang seni rupa kembali menggeliat di Kota Singkawang. Sebuah pameran bertajuk “Out Box Exhibition” resmi dibuka pada Sabtu malam, 31 Mei 2025 di Rumangsa Coffee, menandai kebangkitan ruang alternatif bagi seniman lokal.

Digelar oleh komunitas Lubang Tanam Kolektif, pameran ini menghadirkan 13 seniman dari Singkawang dan Pontianak, dan akan berlangsung hingga 14 Juni mendatang. Mengusung tema “Mencipta Ruang, Mengeja Zaman”, acara ini menjadi panggung eksplorasi bebas yang merespon perubahan sosial dan perkembangan zaman.

“Ini bukan sekadar pameran. Ini ruang hidup, tempat berkumpul, berdiskusi, sekaligus berpameran bersama,” ujar Ketua Panitia Yudistira Apandi.

Pameran menampilkan karya dua dimensi, tiga dimensi hingga instalasi, tanpa batasan gaya maupun media. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah instalasi manekin milik Yudistira, yang dibalut potongan celana jeans dengan elemen mesin jahit dan celana melayang di udara.

“Karya ini menyoal bagaimana manusia hari ini mulai kehilangan orisinalitas, terlalu dikemas oleh media,” jelasnya.

Menurut Yudistira, nama Out Box lahir dari obrolan santai para anggota kolektif yang ingin “keluar dari batas”, baik dalam bentuk, ruang, maupun ekspresi seni.

Penataan ruang pamer pun tak biasa. Dengan pendekatan multi-konsep, setiap karya diberi ruang bernapas namun tetap saling menyapa secara visual. Proses kurasi dan instalasi dilakukan gotong-royong hanya dalam waktu dua minggu.

Sayangnya, Yudistira mengakui bahwa antusiasme publik masih terbatas. “Pengunjung kebanyakan teman-teman sendiri. Tapi setidaknya ini jadi langkah awal. Ruang seni di Singkawang masih minim, jadi kami manfaatkan apa yang ada,” ungkapnya.

Out Box Exhibition dibuka gratis saat malam pembukaan, dan selanjutnya hanya dikenai tiket masuk Rp5.000. Pameran buka setiap hari hingga pukul 22.00 atau 23.00 malam.

Dengan suasana santai, musik lembut, dan aroma kopi yang menguar, ruang ini tidak hanya jadi tempat memajang karya, tapi juga laboratorium ide dan pemikiran kreatif.

“Mungkin kecil, mungkin sederhana, tapi kami percaya perubahan besar selalu dimulai dari ruang-ruang kecil seperti ini,” tutup Yudistira.