Singkawang Media - Di sebuah kandang sederhana di Singkawang, seekor sapi jantan berwarna kehitaman berdiri gagah dengan berat mencapai 1,1 ton. Sapi itu bukan sembarang sapi.
Ia adalah hewan kurban bantuan Presiden Prabowo Subianto yang akan diserahkan untuk Masjid Jami’ Nurul Huda, Setapuk Besar, pada perayaan Idul Adha tahun ini. Dan di balik tubuh besar hewan itu, tersimpan kisah penuh cinta dari pemiliknya: Satimin.
Satimin, seorang peternak lokal yang telah belasan tahun menggeluti dunia ternak, masih tak percaya sapi kesayangannya menjadi pilihan istana. Namun ia tahu, sejak hari pertama kelahiran pada 8 Juli 2022, ada sesuatu yang berbeda dari si hitam raksasa ini.
"Sejak bayi, dia kuat sekali menyusu. Lebih lahap dari sapi-sapi saya yang lain. Naluri saya bilang dia akan jadi besar,” kenang Satimin, tersenyum tipis meski matanya mulai berkaca-kaca.
Pertumbuhannya memang mencengangkan. Belum genap setahun, sapi itu sudah mampu menghabiskan dua bak besar ampas tahu setiap hari. Memasuki usia dua tahun, konsumsinya melonjak drastis, delapan bak ampas tahu dan dua karung rumput menjadi menu wajib hariannya.
Perawatan intensif, kasih sayang, dan kesabaran Satimin membuahkan hasil. Bobot 1.100 kilogram dengan postur kekar dan sehat, membuatnya dilirik sebagai hewan kurban presiden.
Namun, di balik kebanggaan itu, ada rasa kehilangan yang tak bisa Satimin sembunyikan.
"Kami sudah bersama sejak 8 Juli 2022. Saya yang merawat, memberi makan, membersihkan kandangnya, bahkan ngobrol dengannya tiap pagi,” ujarnya.
"Besok selepas salat Jumat saya akan bantu panitia menenangkan dia. Tapi mohon izin, saya tak sanggup melihat penyembelihannya. Biarkan saya pergi lebih dulu," ujarnya.
Sapi itu kini bersiap menjalani takdirnya bukan sebagai ternak biasa, tapi sebagai simbol ibadah, pengorbanan, dan kebaikan, yang akan dinikmati oleh masyarakat Masjid Jami’ Nurul Huda.
Kisah Satimin bukan hanya tentang peternakan atau hewan kurban. Ini adalah tentang ikatan emosional antara manusia dan ciptaan Tuhan, tentang keikhlasan melepaskan, dan tentang sebuah pengabdian dalam diam yang akhirnya sampai ke tangan presiden.
"Kalau Tuhan mengizinkan, saya akan pelihara lagi. Tapi yang ini… tidak akan pernah terganti,” kata Satimin.