Singkawang Media - Dentuman genderang, kepulan dupa, dan sorak ratusan ribu pengunjung membahana di jantung Kota Singkawang. Festival Cap Go Meh 2025 bukan sekadar pesta Imlek, tapi perayaan lintas budaya yang menjelma jadi magnet wisata dunia dan penggerak ekonomi lokal.
Tahun ini, kemeriahan Cap Go Meh menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka hadir langsung membuka festival tahunan kebanggaan masyarakat Kota Seribu Kelenteng itu.
"Festival Cap Go Meh Kota Singkawang 2025 mencatatkan sejarah pertama kali dihadiri Bapak Wakil Presiden RI. Antusias masyarakat luar biasa,” ujar Pj Wali Kota Singkawang Sumastro, Rabu (12/2/2025).
Festival yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda lewat tradisi Tatung ini memikat ratusan ribu wisatawan domestik dan mancanegara. Atraksi spiritual Tatung, parade lampion, hingga prosesi ritual “cuci jalan” menjadi tontonan sekaligus warisan budaya yang sarat makna.
Tak hanya soal keunikan ritual, Cap Go Meh Singkawang juga jadi simbol toleransi dan kerukunan umat beragama. Di kota yang tiga tahun berturut-turut dinobatkan sebagai “Kota Tertoleran se-Indonesia” itu, seluruh warga tanpa melihat suku, agama, atau etnis ikut larut dalam euforia.
“Cap Go Meh bukan hanya milik etnis Tionghoa, tapi milik semua masyarakat Singkawang,” kata Mimi Hertilayani, Ketua Umum Pelaksana Festival Cap Go Meh 2025.
Rangkaian acara berlangsung sejak awal Februari. Dari Tarian Nusantara yang menampilkan 17 paguyuban etnis, hingga Upacara Ket Sam Thoi dan pembakaran replika sembilan naga, semua berjalan khidmat dalam semangat kebersamaan.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya menyebut Cap Go Meh sebagai berkah bagi masyarakat. “Dari UMKM, pengusaha hotel, hingga tukang odong-odong ikut merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Ia pun menyebut Singkawang sebagai “The Most Tolerant City”, kota yang menjadikan perbedaan sebagai kekuatan.
Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha menilai kesuksesan Cap Go Meh berkat kolaborasi kuat antara masyarakat dan pemerintah.
"Singkawang jadi contoh harmoni yang hidup dan menginspirasi daerah lain,” katanya.
Dari sisi pariwisata, Cap Go Meh kembali masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
"Festival ini membawa nama Singkawang ke level internasional,” ujar Kadisparpora Singkawang Heri Apriadi.
Kini, Festival Cap Go Meh tak lagi sekadar tradisi. Ia telah menjadi cermin persatuan Indonesia, tempat dunia belajar bahwa keberagaman bukan alasan untuk berjarak, melainkan alasan untuk bersatu.
Di Singkawang, perbedaan dirayakan, bukan diperdebatkan. Dan setiap dentuman genderang Cap Go Meh adalah gema dari satu pesan abadi: “Di sini, perbedaan menyatukan.”